Distribusi

Distribusi adalah salah satu kunci sukses penjualan produk dan jasa. Produk yang terdistribusi secara baik akan mudah ditemukan oleh konsumen sehingga peluang untuk terjadinya transaksi penjualan juga menjadi lebih besar. Pendistribusian produk yang luas dan konsisten juga dapat menjaga harga tetap stabil dan meminimalisir peluang terjadinya brand switching ke produk kompetitor atau ke produk substitusi.

Secara konvensional distribusi dipahami sebagai upaya-upaya untuk memastikan produk tersedia dalam jumlah yang cukup di tempat yang tepat secara konsisten atau terus-menerus (Anonim, 2001). Jumlah yang cukup disini diartikan bahwa jumlah produk yang didistribusikan harus sesuai dengan tingkat permintaan pasar. Sesuai hukum ekonomi, jika produk yang didistribusikan lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh pasar, maka akan cenderung menyebabkan harga turun, demikian juga sebaliknya.

Dalam marketing mix dikenal konsep 4P yang terdiri dari empat bauran pemasaran, yaitu product, price, place dan promotion. Komponen place dalam bauran di atas dapat diasosiasikan dengan kegiatan distribusi. Kotler (2006) mendefinisikan distribusi sebagai seperangkat proses yang interdependen dan terorganisir untuk memastikan produk dan jasa dapat ditemukan dengan mudah oleh konsumen. Sebaik apapun produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dan segencar apapun promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk tersebut ke pasar, tidak akan memberikan hasil yang signifikan jika produk tersebut sulit ditemukan di pasaran. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk dapat ditemukan dengan mudah oleh konsumen menjadi sangatlah penting.

Ditinjau dari market exposure atau banyaknya pedagang besar dan pengecer yang ikut serta dalam pendistribusian produk, saluran distribusi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:

1.    Distribusi ekslusif
Pada model distribusi ini hanya ada satu entitas (distributor/grosir/pengecer) yang ditunjuk untuk satu wilayah pemasaran tertentu.

2.    Distribusi selektif
Model distribusi yang memungkinan produk dijual oleh beberapa entitas (distributor/grosir/pengecer) di suatu wilayah pemasaran yang sama.

3.    Distribusi intensif
Model distribusi ini mengupayakan agar produk tersedia di semua tempat yang memungkinkan untuk menjual produk tersebut, sehingga produk dapat dijual oleh banyak entitas (distributor/grosir/pengecer).

Berdasarkan cara penyampaian produk, sistem distribusi dapat dibedakan atas distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Distribusi langsung adalah model distribusi dimana produk langsung dijual oleh produsen ke konsumen akhir tanpa adanya keterlibatan perantara. Sedangkan distribusi tidak langsung adalah model distribusi dimana produsen menggunakan jasa perantara untuk menyampaikan produknya ke tangan konsumen. Perantara itu bisa berupa distributor, agen, pedagang besar (wholesaler atau grosir) dan pengecer (retailer).

Fry et al. (2006) menyebutkan tidak jarang perusahaan menerapkan beberapa metode distribusi secara bersamaan, atau yang dikenal dengan multiple distribution methods. Di era teknologi digital dan internet ini, beberapa perusahaan juga sudah melakukan distribusi secara langsung ke pengguna akhir dengan menggunakan perantara internet atau dikenal dengan online distribution meski secara konvensional mereka juga menggunakan model distribusi seperti tersebut di atas.