Ada beberapa definisi yang diberikan oleh beberapa ahli untuk menjelaskan internet marketing. Secara sederhana Chaffey mendefinisikan internet marketing sebagai ‘the application of the internet and related digital technologies to achieve marketing objectives’ (Chaffey et al. 2000:6). Definisi lain disampaikan Strauss yang mencoba memberikan definisi yang lebih komprehensif dan menyelaraskannya dengan definisi pemasaran versi The American Marketing Association dalam Kotler et al. (2006). Strauss mendefinisikan internet marketing sebagai ‘the use of information technology in the process of creating, communicating, and delivering value to costumers, and for managing costumer relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders’ (Strauss et al. 2006:3).
Chaffey et al. (2000) menjelaskan perbedaan antara internet marketing dengan pemasaran konvensional. Aliran informasi dalam internet marketing bersifat dua arah (interaktif) dan melibatkan banyak partisipan secara bersamaan, seperti yang terjadi dalam chat room, discussion forum atau virtual community. Dalam internet marketing konsumen bisa dengan lebih leluasa untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan berinteraksi untuk mendapatkan masukan yang lebih komprehensif mengenai suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Dan sifat interaktif medium internet ini juga menyebabkan bukan hanya produsen atau penjual saja yang dapat mendistribusikan informasi mengenai suatu produk atau jasa. Konsumen, calon konsumen dan juga kompetitor pun dapat melakukan hal yang sama.
Bocij et al. (1999) dalam Chaffey et al. (2000) menyebutkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang didapatkan perusahaan dari penerapan internet dalam aktivitas pemasaran. Pemanfaatan internet dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan kapabilitas dan sekaligus meningkatkan keunggulam kompetitif perusahaan. Selain itu dengan pengaplikasian internet, perusahaaan juga akan lebih mudah melakukan kontrol atas operasional, mempermudah komunikasi dan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggannya.
Turban et al. (2006) menambahkan beberapa poin manfaat lain, yaitu bisnis bisa berjalan 24/7/365 tanpa henti, dan upaya globalisasi jangkauan pemasaran dapat dilakukan tanpa peningkatan biaya secara signifikan. Turban juga menyebutkan bahwa konsumen pun diuntungkan dengan adanya internet marketing tersebut, karena informasi dan transaksi bisa didapatkan dan dilakukan hanya dengan one-click-away.
Namun lebih lanjut Turban juga menyebutkan bahwa tidak semua produk dapat dipasarkan secara optimal melalui medium internet. Hanya ada dua belas kategori produk yang dapat dijual dengan baik di internet. Lima kategori teratas adalah produk yang berhubungan dengan komputer (hardware dan software), produk elektronik, alat-alat olahraga, alat-alat perkantoran dan buku (e-book ataupun fisik). Bukan suatu kebetulan bahwa pasar dari kelima kategori produk tersebut mempunyai domain yang sama dengan segmen pengguna internet.
Afuah and Tucci (2003) menyebutkan ada tujuh model bisnis yang dapat diimplementasikan oleh organisasi perusahaan untuk mendapatkan revenue dari internet. Ketujuh model bisnis tersebut adalah commision-based, advertising-based, markup-based, production-based, refferal-based, subcription-based, dan fee-for-service-based.
Chaffey et al. (2000) menjelaskan perbedaan antara internet marketing dengan pemasaran konvensional. Aliran informasi dalam internet marketing bersifat dua arah (interaktif) dan melibatkan banyak partisipan secara bersamaan, seperti yang terjadi dalam chat room, discussion forum atau virtual community. Dalam internet marketing konsumen bisa dengan lebih leluasa untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan berinteraksi untuk mendapatkan masukan yang lebih komprehensif mengenai suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Dan sifat interaktif medium internet ini juga menyebabkan bukan hanya produsen atau penjual saja yang dapat mendistribusikan informasi mengenai suatu produk atau jasa. Konsumen, calon konsumen dan juga kompetitor pun dapat melakukan hal yang sama.
Bocij et al. (1999) dalam Chaffey et al. (2000) menyebutkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang didapatkan perusahaan dari penerapan internet dalam aktivitas pemasaran. Pemanfaatan internet dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan kapabilitas dan sekaligus meningkatkan keunggulam kompetitif perusahaan. Selain itu dengan pengaplikasian internet, perusahaaan juga akan lebih mudah melakukan kontrol atas operasional, mempermudah komunikasi dan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggannya.
Turban et al. (2006) menambahkan beberapa poin manfaat lain, yaitu bisnis bisa berjalan 24/7/365 tanpa henti, dan upaya globalisasi jangkauan pemasaran dapat dilakukan tanpa peningkatan biaya secara signifikan. Turban juga menyebutkan bahwa konsumen pun diuntungkan dengan adanya internet marketing tersebut, karena informasi dan transaksi bisa didapatkan dan dilakukan hanya dengan one-click-away.
Namun lebih lanjut Turban juga menyebutkan bahwa tidak semua produk dapat dipasarkan secara optimal melalui medium internet. Hanya ada dua belas kategori produk yang dapat dijual dengan baik di internet. Lima kategori teratas adalah produk yang berhubungan dengan komputer (hardware dan software), produk elektronik, alat-alat olahraga, alat-alat perkantoran dan buku (e-book ataupun fisik). Bukan suatu kebetulan bahwa pasar dari kelima kategori produk tersebut mempunyai domain yang sama dengan segmen pengguna internet.
Afuah and Tucci (2003) menyebutkan ada tujuh model bisnis yang dapat diimplementasikan oleh organisasi perusahaan untuk mendapatkan revenue dari internet. Ketujuh model bisnis tersebut adalah commision-based, advertising-based, markup-based, production-based, refferal-based, subcription-based, dan fee-for-service-based.